Ilusi
Kudekap hari dengan langkah pasti
Meraut wajah senyum berseri
Membayang kehangatan bersama seolah menyelimuti
Rela menangguh yang menanti demi mimpi
Meski berkalang tatapan memelas anak dan istri
Janganlah gentar sebab mimpi selangkah lagi
*
Pusaran waktu yang hanya sesaat
Terasa indah tanpa kata hujat
Melambungkan diri kian melesat
Berbangga hati seolah tanpa penyekat
Namun Tuhan penentu meski insan punya hajat
Terdiamlah diri wajah tercekat
Tiada terpikir tingkah diintai lainnya niat
*
Kini mimpi terbanglah sudah
Hanya sekadar ilusi yang membawa lengah
Tinggalkan diri dalam galaunya gundah
Bertumpu kecewa di relung yang mendesah
Tiada terperinya hati yang kian membuncah
Cukuplah diri cukuplah sudah
Lihatlah anak istri yang menatap pasrah
Tidakkah aku merasa mereka anugerah?
Jangan lagi dikejar mimpi yang sudah
*
Kulepas angan kembali pada kegelapan
Kularung hayal di luasnya lautan
Kukubur mimpi di sepinya hutan
Kubakar ilusi di teriknya mentari
Kukumpulkan semua imajinasi dan biarkan mereka mati
Kering kerontang hingga 'kan menjadi mumi
Biarkan tak tersentuh tinta di otak kiri
Biarkan orang orang bersaksi
Jika ini semua hanyalah kumpulan ilusi tak pasti
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sumber ilustrasi; https://myexperienceoflife.files.wordpress.com/2013/02/semu_kota.jpg
Wuihhh om ando, blog baru aja udah kueren banget kek gini, ckckkk.. :D
BalasHapushahah ni dibantu ma Mas Ryan lhoo Mbak Putri :D
Hapuskalo gak, gak bakalan rapi wkwkkwk
Sajak apik dengan rima keren...
BalasHapus:) hehe makasih apresiasinya Mas e
Hapus