Sabtu, 07 November 2015

Celoteh si Pipit


Hei teman!
Wah… kau rajin sekali, mengutip lembar ilalang.
Tidak begitu baik, kamu?
Aneh! Yang mana?
Hoo… itu! Kamu benar, aneh!
Manusia itu memang aneh. Digiring Polisi, KPK…
Dia masih tersenyum, sumringah.
Kamu benar! Dia memang aneh!
Lihat!
Dia melambaikan tangannya… ha-ha-ha.


Pindah! Baiklah…
Nah, kita di sini saja!
Hei-hei-hei… lihat itu!
Ck ck ck, hancur! Remuk tuh muka!
Kasihan juga.
Ahh… serius?! Cuman sendal? Sepasang sendal?
Woow…


Di sini lebih asyik… ya di sudut sini!
Lihat tuh!
Berapa tahun?
Eeh… setahun! Untuk sebatang singkong, setahun?!
Astaga! Kasihan sekali nenek itu!
Aku tidak kuat di sini, pindah ke sana saja!


Nahh… di sini lebih nyaman.
Eeeh… benar! Aku juga melihatnya!
Gimana kalo hujan lebat? Banjir?
Dua bocah itu bisa tenggelam, kan?
Kenapa? Ha-ha… kau jangan bercanda!
Mereka itu yatim!
Terpaksa tidur di dalam parit!

Sudahlah… di sini saja!
Wooow… lihat!
Benar, sepertinya begitu!
Enak sekali makan mereka…
Kau gila! Ingin menjadi manusia?
Wahh, benar juga! Bisa makan enak! Padahal dalam penjara!
Hebat! Ada televisinya juga! Wiiih… lemari pendingin!
Mana? Yang mana?
Hoo… kasihan ya! Dia juga dalam tahanan. Tapi hampa!
Apa??? Salah tangkap katamu!?
Woow…


Sudahlah, kita pergi saja!
Antarkan ilalang kering ke istrimu!
Iya… aku juga!
Lebih baik memintal benang, bikin sarang!
Iya bocor sih, kurang serat ilalang.
Baiklah! Salam juga untuk keluargamu!

***
TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK EMNGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.

0 komentar:

Posting Komentar