Minggu, 15 Februari 2015

Moh!

Moh!


Alkisah...
Hiduplah sepasang suami istri yang berbeda latar belakang budaya dan bahasa. Sang suami berasal dari suku Melayu Daratan, sedangkan sang istri bersuku Jawa.

Suatu hari. Siang itu udara begitu dingin, sebab hujan mambasahi bumi sedari pagi. Saat itu sang suami tengah melamun di ruang tengah rumah mereka. Datanglah sang istri yang baru pulang dari belanja di warung, dan ia kehujanan.
Melihat sang istri yang pakaiannya basah kuyup, hingga mencetak setiap lekuk bentuk tubuhnya (Ekhemm… pasti ngartilah ye pegimane gambarannye) tiba-tiba saja libido sang suami naik ke level tertinggi. Gairahnya langsung memuncak.

“Eeh, Dek!” panggil sang suami dengan tatapan mesumnya. (Eeh? Kalo ma bini sendiri mesum kagak ye, istilahnye?!!) “Kite becinte yuuk!” ajaknya dalam logat Melayu kental.

Sang istri mengerutkan keningnya, memandang aneh pada sang suami. “Moh aku!” cibirnya pada sang suami.
Dan sang istri kian bertambah bingung sebab sang suami membuka bajunya saat itu juga.
“Eeh?! Sampeyan itu edan yo? Kan aku bilang; Moh!” ucap sang istri.
“Lah iye!” sahut sang suami, kali ini bergerak membuka celananya. (Oi-oi-oi… jangan ngebayangin lebih jaoh! Bahaye!!) “Moh-lah kite becinte, kat sini juge!

Sang istri tepok jidat. “Mas! Aku tuh bilang; Moh, itu dalam bahasa Jawa artine; Gak! Lhaa kok ya sampeyan malah telanjang!”

“He-he, Abang sangkekan ‘moh’ bahase Melayu pulak!” ujar sang suami mesem-mesem, dan kembali mengenakan pakaiannya. (Moh dalam bahasa Melayu Daratan artinya; Ayo)

Udeh, gitu aje^^



Indonesia memiliki lebih dari 700 Bahasa Daerah yang berbeda, kalau bukan anak-anak bangsa yang akan melestarikannya, harus siapa lagi?

2 komentar: