Selasa, 08 Agustus 2017

Fantasytopia 2 - Pulau Larangan dan Si Iblis Putih


Ini merupakan novel kedua penulis^^, sekaligus sekuel dari novel pertama; Fantasytopia.



Penerbit Jentera Pustaka

Fantasytopia - Pulau Larangan dan Si Iblis Putih
Penulis: Ando Ajo

Editor: Sekar Mayang
Layout: Liez Ardian
Cover: Domels

Versi Cetak bisa diorder ke: jentera.pustaka@gmail.com

Versi Digital tersedia di:

- http://www.gramedia.com/conf-fantasytopia-pulau-larangan-dan-si-iblis-putih.html
- https://play.google.com/store/books/details/Ando_Ajo_Fantasytopia_Pulau_Larangan_dan_Si_Iblis?id=DGOZDQAAQBAJ
- https://books.google.co.id/books/about/Fantasytopia_Pulau_Larangan_dan_Si_Iblis.html?id=DGOZDQAAQBAJ&redir_esc=y

Juga tersedia di; www.wayang.co.id serta; www.getscoop.com/id



Sinopsis


Delapan tahun sudah “Sang Pemanggil” bersemayam di dalam dada Ahmad, sebuah pusaka Kerajaan Elfunity yang berwujud cincin emas, dan selama itu pula tidak sekalipun digunakan Ahmad, bahkan terpikir pun tidak. Hingga terjadi perselisihan antara Ahmad, Silva, dan Danny.
Silva yang sebelumnya adalah pacar Ahmad, berpaling hati pada Danny yang lebih kaya. Danny yang merasa di atas angin menantang Ahmad untuk berduel. Pada saat itu lah Sang Pemanggil memperlihatkan kemampuannya, mengejutkan semua orang yang ada di tempat kejadian tersebut.
Shock akan kejadian perselisihan itu, membuat Ahmad lebih sering melamun. Ia berusaha menghindar dari Silva juga Danny, bahkan di sekolah sekalipun. Kejadian itu juga semakin memperdalam kerinduan Ahmad pada sahabat-sahabatnya di Kerajaan Elfunity di dunia yang berbeda.

Gayung bersambut. Pertemuan kembali dengan Johan si petugas kepolisian adalah awal langkah Ahmad untuk bisa memasuki dunia peri.
Johan dan istrinya yang tengah hamil bermaksud akan pulang ke Sumatera, mereka menyarankan Ahmad untuk berlibur, menenangkan diri, sebab mereka menduga Ahmad tengah galau, selalu bermuram durja. Ahmad menyetujui saran tersebut, begitu juga dengan kedua orang tuanya, Pak Wardiman dan Bu Asih.
Di bandara, Ahmad juga Johan dan istrinya bertemu dengan Krisna yang juga adalah anggota kepolisian. Setelah berbasa-basi, Krisna meneruskan tujuannya ke Bali dengan menggiring seorang gembong narkoba. Sementara Ahmad, Johan dan istrinya tetap di bandara menunggu keberangkatan mereka masing-masing. Johan dan istri akan mengambil penerbangan ke Sumatera Utara, sementara Ahmad dengan tujuan Sumatera Barat.

Saat memasuki kabin pesawat, Ahmad merasakan satu firasat, sebab kabin yang luas hanya ditempati oleh belasan penumpang saja. Namun penjelasan sang pramugari yang mengatakan; pesawat harus berangkat tepat waktu, itu sedikit melegakan pikiran aneh dalam kepala Ahmad.
Ahmad ternyata duduk bersebelahan dengan seorang gadis seusianya yang sebelumnya sempat ia lihat saat di lobi tunggu keberangkatan di bandara. Perkenalan dan pembicaraan singkat dengan gadis bernama Anjha tersebut kembali mengingatkan Ahmad akan negeri Elfunity. Di kala pesawat akan lepas landas Ahmad merasa mengalami de javu, melihat lagi kakek bercaping yang delapan tahun silam seolah menitipkan Sang Pemanggil padanya. Namun Ahmad tidak bisa berbuat banyak, tidak mungkin ia menghentikan laju pesawat.
Lelah berpikir, Ahmad tertidur selama perjalanan itu, bahkan bermimpi bertemu dengan sahabat lain alamnya. Mimpi menakutkan seolah firasat pada satu kenyataan, hingga Ahmad terbangun ketika pesawat mengalami masalah pada keempat mesinnya. Pesawat jatuh menghempas ke permukaan laut.

Sementara itu, Kerajaan Elfunity kembali didera prahara. Zupaelf yang adalah kerabat dekat istana melakukan kehebohan. Dengan menyandera Ramelf, si Peri Kupu-kupu yang mampu membaca aksara kuno. Zupaelf memanfaatkan kelebihan Ramelf tersebut untuk melaksanakan niatnya; melepaskan segel kutukan yang mengungkung Na’ag Ranck alias Si Iblis Putih.
Siksaan demi siksaan masih sanggup ditahan Ramelf, namun dengan licik, Zupaelf juga menyiksa adik laki-laki Ramelf, sehingga mau tidak mau Ramelf terpaksa menuruti perintah Zupaelf; melepaskan segel sang iblis yang dahulu kala pernah memorak-porandakan kehidupan di Elfunity.
Si Iblis Putih terlepas, dan kekacauan sekali lagi melanda negeri tersebut, bahkan memaksa ordo Bayldan untuk bertindak, sebab ketenangan kaum mereka di Pulau Larangan menjadi ikut terancam.
Ratu Elfunity meminta bantuan kepada para Bayldan, juga kepada ordo Centaur yang beberapa orang dari kaum mereka telah menjadi korban keganasan sang iblis. Namun, hanya ordo Centaur yang dengan senang hati menyambut permintaan sang ratu, sedangkan para Bayldan menolak mentah-mentah, sebab perselisihan yang terjadi antara leluhur Bayldan dan leluhur Elfunity ribuan tahun sebelumnya, telah menjadikan para Bayldan kurang simpatik terhadap negeri yang terancam malapetaka tersebut.

Kekacauan terus merambat hingga jauh ke barat dari negeri Elfunity. Tak disangka, Ahmad dan Anjha yang sebelumnya mengalami kecelakaan dalam penerbangan, dibawa arus laut ke sebuah pulau misterius, Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.
Di pulau tersebut, Ahmad dan Anjha mengalami petualangan aneh sekaligus mendebarkan. Bertemu Peri Sungai yang cantik namun ternyata sangat buas. Dikejar-kejar makhluk setengah serigala, bahkan bertemu dengan manusia-manusia harimau.
Johan yang bermaksud mencari keberadaan Ahmad bersama dengan sejumlah Tim SAR dan relawan, justru mengalami kecelakaan dan tercebur ke dalam laut tanpa seorang pun yang mengetahui. Arus bawah laut menghanyutkan Johan, hingga terdampar di pantai Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.

Zupaelf yang bermaksud memanfaatkan kekuatan sang iblis, justru mendapat penolakan dari sang iblis sendiri. Sang iblis melemparkan Zupaelf ke tengah lautan, berikut dengan Ramelf dan adik laki-lakinya. Setelah menghabiskan tenaga berenang mencari daratan, Zupaelf pun mencapai sebuah pulau. Pulau yang sama di mana beradanya Ahmad dan Anjha, juga Johan.
Pihak Istana Elfunity yang geram dengan perbuatan Zupaelf, mengutus seratus prajurit memburu wanita tersebut hingga ke Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya, tanpa mereka ketahui jika di pulau tersebut hidup keturunan Leluhur Putih.
Pihak istana dibuat gempar, terutama sang ratu dan sang pangeran. Dari mulut Nazarage, mereka mengetahui jika Zupaelf ternyata adalah anak pertama dari raja sebelumnya. Dan kekagetan pihak istana kian bertambah, bahkan berubah menjadi kecemasan di kala pemimpin Bayldan memberitahukan sebuah rahasia, yakni; keturunan Leluhur Putih juga bermukim di Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya. Kecemasan sang ratu sangat beralasan, mengingat Leluhur Putih yang berasal dari tanah yang sama, mungkin masih menyimpan dendam. Dendam pada anak-keturunan raja-raja Elfunity, sebab leluhur Elfunity telah mengusir mereka.

Tanpa dapat dicegah, pertempuran terjadi di pulau tersebut, akibat keteledoran prajurit Elfunity yang menghancurkan makam kuno yang sangat dihormati penduduk Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.
Bahkan rombongan kedua prajurit Elfunity yang dipimpin langsung oleh sang pangeran juga terlibat pertempuran itu. Padahal mereka bermaksud untuk melerai pertikaian yang terjadi hanya karena kesalahpahaman.
Sebelum pertempuran itu semakin meluas dan berubah menjadi perang besar, dua orang keturunan Leluhur Putih datang menghentikan pertikaian tersebut. Mengingat kekuatan tempur keduanya, tidak seorang pun yang berani membantah. Bahkan bangsa manusia-harimau yang buas pun tidak berani menantang mereka.
Pertempuran dapat diredakan, dua Leluhur Putih meminta pertanggungjawaban pihak Elfunity akan kehancuran yang terjadi. Sang pangeran menyanggupi itu, pesan sang ratu padanya; jika memungkinkan, membawa kembali Leluhur Putih ke Negeri Elfunity.
Emosi prajurit Elfunity kembali terpancing tatkala melihat keberadaan Zupaelf di antara Leluhur Putih. Namun keinginan mereka untuk menangkap Zupaelf mendapat hadangan dari kedua Leluhur Putih tersebut.
Sang pangeran yang sudah mengetahui jati diri sebenar dari Zupaelf, meminta wanita tersebut untuk kembali ke Elfunity. Namun Zupaelf menolak dengan sikap serbasalah. Tidak seorang pun yang tahu, jika Zupaelf adalah orang yang bertanggung jawab atas kematian Ibu Suri. Saat kenyataan itu ia utarakan, sontak kembali membangkitkan amarah pihak Elfunity. Lebih-lebih sang pangeran sendiri. Namun, setelah Zupaelf membeberkan kebenaran atas kejadian tersebut, barulah semua orang memahami apa yang telah diperbuat Zupaelf.

Ketegangan telah dapat ditenangkan. Semua kekusutan telah diurai dengan manis. Bahkan sang iblis pun dapat dijinakkan, berakhir menjadi penjaga wilayah Elfunity. Namun, keinginan pihak Elfunity agar Leluhur Putih bersedia tinggal di istana ditolak oleh kedua leluhur tersebut, mereka lebih memilih tetap tinggal di Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.
Begitu juga dengan Ahmad, Anjha, dan Johan. Selama tiga hari mereka menghabiskan waktu berada di lingkungan istana para peri tersebut. Dan kemudian, mereka harus kembali ke dunia mereka sendiri. Untuk kedua kalinya Ahmad harus berpisah dengan sahabt-sahabat lain alamnya tersebut. Waktu tiga hari terasa belum cukup untuk melepas kerinduannya pada mereka.

Datang lewat air, pulang pun melewati jalan air. Ahmad, Anjha, dan Johan di antar “pulang” dengan menggunakan perahu. Di tengah lautan, mereka bertiga melanjutkan perjalanan pulang dengan harus melewati terowongan air.
Sekali lagi arus bawah laut memberikan peranannya. Saat mereka bertiga mencapai permukaan laut, mereka telah berada di tengah-tengah laut dengan sebuah perahu karet sebagai sarana keselamatan mereka. Hingga, mereka “ditemukan” oleh nelayan setempat.
Ahmad kembali dengan selamat dengan satu kenangan manis, yang ia tahu, ia tidak akan meyesal karenanya; mengenal gadis bernama Anjha tersebut.

Sedangkan Johan, kepulangannya disambut tangisan bayi laki-laki yang baru dilahirkan sang istri. Tidak ada yang lebih membahagiakannya dari itu. Bertemu kembali istri tercinta, dan menggendong buah sang buah hati.


---o0o---


4 komentar:

  1. Waw, sudah nerbitin 2 buku (atau lebih ya?), sayah belum satupun, hiks...

    BalasHapus
  2. Halo Uda... wah keren nih sudah novel ke-2! Novelku yg berhasil tantangan 100 hari nulis novel itu malah belum jadi terbit. Hehe, malu aku!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai MBka Klara^^
      haha iya Alhamdulillah, Mbak udah 2 novel yang rilis.

      OOh yang tantangan yak, hmm... kalo gak salah setiap yang berhasil menyelesaikan karyanya dalam 100 hari ceritanya akan dibukukan, contohnya Bang Pical.
      apa punya Mbak nyangkut di editing apa gimana, MBak?
      Oh ya, soal itu, silakan bertanya pada Bun Sri Subekti, kalo gak salah beliau yang mengurusnya.

      Hapus