Ini merupakan novel kedua penulis^^, sekaligus sekuel dari novel pertama; Fantasytopia.
Penerbit
Jentera Pustaka
Fantasytopia - Pulau Larangan dan Si Iblis Putih
Penulis: Ando Ajo
Editor: Sekar Mayang
Fantasytopia - Pulau Larangan dan Si Iblis Putih
Penulis: Ando Ajo
Editor: Sekar Mayang
Layout: Liez Ardian
Cover: Domels
Versi Cetak bisa diorder ke: jentera.pustaka@gmail.com
Versi Digital tersedia di:
Cover: Domels
Versi Cetak bisa diorder ke: jentera.pustaka@gmail.com
Versi Digital tersedia di:
- http://www.gramedia.com/conf-fantasytopia-pulau-larangan-dan-si-iblis-putih.html
- https://play.google.com/store/books/details/Ando_Ajo_Fantasytopia_Pulau_Larangan_dan_Si_Iblis?id=DGOZDQAAQBAJ
- https://books.google.co.id/books/about/Fantasytopia_Pulau_Larangan_dan_Si_Iblis.html?id=DGOZDQAAQBAJ&redir_esc=y
Juga tersedia di; www.wayang.co.id serta; www.getscoop.com/id
Sinopsis
Delapan
tahun sudah “Sang Pemanggil” bersemayam di dalam dada Ahmad, sebuah pusaka
Kerajaan Elfunity yang berwujud cincin emas, dan selama itu pula tidak
sekalipun digunakan Ahmad, bahkan
terpikir pun tidak. Hingga terjadi perselisihan antara Ahmad, Silva, dan Danny.
Silva yang sebelumnya
adalah pacar Ahmad, berpaling hati pada Danny yang lebih kaya. Danny yang
merasa di atas angin menantang Ahmad untuk berduel. Pada saat itu lah Sang
Pemanggil memperlihatkan kemampuannya,
mengejutkan semua orang yang ada di tempat kejadian tersebut.
Shock
akan
kejadian perselisihan itu, membuat Ahmad lebih sering melamun. Ia berusaha
menghindar dari Silva juga Danny, bahkan di sekolah sekalipun. Kejadian itu
juga semakin memperdalam kerinduan Ahmad pada sahabat-sahabatnya di Kerajaan
Elfunity di dunia yang berbeda.
Gayung
bersambut. Pertemuan kembali dengan Johan si petugas kepolisian adalah awal
langkah Ahmad untuk bisa memasuki
dunia peri.
Johan dan istrinya
yang tengah hamil bermaksud akan pulang ke Sumatera, mereka menyarankan Ahmad
untuk berlibur, menenangkan diri, sebab mereka menduga Ahmad tengah galau,
selalu bermuram durja. Ahmad menyetujui saran tersebut, begitu juga dengan
kedua orang tuanya, Pak Wardiman dan Bu Asih.
Di bandara, Ahmad
juga Johan dan istrinya bertemu dengan Krisna yang juga adalah anggota
kepolisian. Setelah berbasa-basi, Krisna meneruskan tujuannya ke Bali dengan
menggiring seorang gembong narkoba. Sementara Ahmad, Johan dan istrinya tetap
di bandara menunggu keberangkatan mereka masing-masing. Johan dan istri akan
mengambil penerbangan ke Sumatera Utara, sementara Ahmad dengan tujuan Sumatera
Barat.
Saat
memasuki
kabin pesawat, Ahmad merasakan satu firasat, sebab kabin yang luas hanya ditempati oleh belasan
penumpang saja. Namun penjelasan sang pramugari yang mengatakan; pesawat harus
berangkat tepat waktu, itu sedikit melegakan pikiran aneh dalam kepala Ahmad.
Ahmad ternyata duduk
bersebelahan dengan seorang gadis seusianya yang sebelumnya sempat ia lihat
saat di lobi tunggu keberangkatan di bandara. Perkenalan dan pembicaraan
singkat dengan gadis bernama Anjha tersebut kembali mengingatkan Ahmad akan
negeri Elfunity. Di kala pesawat akan lepas landas Ahmad merasa mengalami de javu, melihat lagi kakek bercaping
yang delapan tahun silam seolah menitipkan Sang Pemanggil padanya. Namun Ahmad
tidak bisa berbuat banyak, tidak mungkin ia menghentikan laju pesawat.
Lelah berpikir, Ahmad
tertidur selama perjalanan itu, bahkan bermimpi bertemu dengan sahabat lain
alamnya. Mimpi menakutkan seolah firasat pada satu kenyataan, hingga Ahmad
terbangun ketika pesawat mengalami masalah pada keempat mesinnya. Pesawat jatuh
menghempas ke permukaan laut.
Sementara itu,
Kerajaan Elfunity kembali didera prahara. Zupaelf yang adalah kerabat dekat
istana melakukan kehebohan. Dengan menyandera Ramelf, si Peri Kupu-kupu yang
mampu membaca aksara kuno. Zupaelf memanfaatkan kelebihan Ramelf tersebut untuk melaksanakan niatnya; melepaskan
segel kutukan yang mengungkung Na’ag Ranck alias Si Iblis Putih.
Siksaan demi siksaan masih
sanggup ditahan Ramelf, namun dengan licik, Zupaelf juga menyiksa adik
laki-laki Ramelf, sehingga mau tidak mau Ramelf terpaksa menuruti perintah Zupaelf;
melepaskan segel sang iblis yang dahulu kala pernah memorak-porandakan
kehidupan di Elfunity.
Si Iblis Putih
terlepas, dan kekacauan sekali lagi melanda negeri tersebut, bahkan memaksa
ordo Bayldan untuk bertindak, sebab ketenangan kaum mereka di Pulau Larangan
menjadi ikut terancam.
Ratu Elfunity meminta
bantuan kepada para Bayldan, juga kepada ordo Centaur yang beberapa orang dari
kaum mereka telah menjadi korban keganasan sang iblis. Namun, hanya ordo
Centaur yang dengan senang hati menyambut permintaan sang ratu, sedangkan para
Bayldan menolak mentah-mentah, sebab perselisihan yang terjadi antara leluhur
Bayldan dan leluhur Elfunity ribuan tahun sebelumnya, telah menjadikan para
Bayldan kurang simpatik terhadap negeri yang terancam malapetaka tersebut.
Kekacauan
terus
merambat hingga jauh ke barat dari negeri Elfunity. Tak disangka, Ahmad dan
Anjha yang sebelumnya mengalami kecelakaan dalam penerbangan, dibawa arus laut
ke sebuah pulau misterius, Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.
Di pulau tersebut,
Ahmad dan Anjha mengalami petualangan aneh sekaligus mendebarkan. Bertemu Peri
Sungai yang cantik namun ternyata sangat buas. Dikejar-kejar makhluk setengah
serigala, bahkan bertemu dengan manusia-manusia harimau.
Johan yang bermaksud
mencari keberadaan Ahmad bersama dengan sejumlah Tim SAR dan relawan, justru
mengalami kecelakaan dan tercebur ke
dalam laut tanpa seorang pun yang mengetahui. Arus bawah laut menghanyutkan
Johan, hingga terdampar di pantai Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.
Zupaelf
yang bermaksud memanfaatkan kekuatan sang iblis, justru mendapat penolakan dari sang iblis sendiri. Sang
iblis melemparkan Zupaelf ke tengah lautan, berikut dengan Ramelf dan adik
laki-lakinya. Setelah menghabiskan tenaga berenang mencari daratan, Zupaelf pun
mencapai sebuah pulau. Pulau yang sama di mana beradanya Ahmad dan Anjha, juga
Johan.
Pihak Istana Elfunity
yang geram dengan perbuatan Zupaelf, mengutus seratus prajurit memburu wanita
tersebut hingga ke Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya, tanpa mereka ketahui jika
di pulau tersebut hidup keturunan Leluhur Putih.
Pihak istana dibuat
gempar, terutama sang ratu dan sang pangeran. Dari mulut Nazarage, mereka
mengetahui jika Zupaelf ternyata adalah anak pertama dari raja sebelumnya. Dan kekagetan
pihak istana kian bertambah, bahkan berubah menjadi kecemasan di kala pemimpin Bayldan
memberitahukan sebuah rahasia, yakni; keturunan Leluhur Putih juga bermukim di
Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya. Kecemasan sang ratu sangat beralasan,
mengingat Leluhur Putih yang berasal dari tanah yang sama, mungkin masih
menyimpan dendam. Dendam pada anak-keturunan raja-raja Elfunity, sebab leluhur
Elfunity telah mengusir mereka.
Tanpa
dapat dicegah, pertempuran terjadi di pulau tersebut, akibat keteledoran
prajurit Elfunity yang menghancurkan makam kuno yang sangat dihormati penduduk
Pulau Yang-tak-disebutkan-namanya.
Bahkan rombongan
kedua prajurit Elfunity yang dipimpin langsung oleh sang pangeran juga terlibat
pertempuran itu. Padahal mereka bermaksud untuk melerai pertikaian yang terjadi
hanya karena kesalahpahaman.
Sebelum pertempuran
itu semakin meluas dan berubah menjadi perang besar, dua orang keturunan
Leluhur Putih datang menghentikan pertikaian tersebut. Mengingat kekuatan
tempur keduanya, tidak seorang pun yang berani membantah. Bahkan bangsa
manusia-harimau yang buas pun tidak berani menantang mereka.
Pertempuran dapat
diredakan, dua Leluhur Putih meminta pertanggungjawaban pihak Elfunity akan
kehancuran yang terjadi. Sang pangeran menyanggupi itu, pesan sang ratu
padanya; jika memungkinkan, membawa kembali Leluhur Putih ke Negeri Elfunity.
Emosi prajurit
Elfunity kembali terpancing tatkala melihat keberadaan Zupaelf di antara
Leluhur Putih. Namun keinginan mereka untuk menangkap Zupaelf mendapat hadangan
dari kedua Leluhur Putih tersebut.
Sang pangeran yang
sudah mengetahui jati diri sebenar dari Zupaelf, meminta wanita tersebut untuk
kembali ke Elfunity. Namun Zupaelf menolak dengan sikap serbasalah. Tidak
seorang pun yang tahu, jika Zupaelf adalah orang yang bertanggung jawab atas
kematian Ibu Suri. Saat kenyataan itu ia utarakan, sontak kembali membangkitkan
amarah pihak Elfunity. Lebih-lebih sang pangeran sendiri. Namun, setelah
Zupaelf membeberkan kebenaran atas kejadian tersebut, barulah semua orang
memahami apa yang telah diperbuat Zupaelf.
Ketegangan
telah dapat ditenangkan. Semua kekusutan telah diurai dengan manis. Bahkan sang
iblis pun dapat dijinakkan, berakhir menjadi penjaga wilayah Elfunity. Namun,
keinginan pihak Elfunity agar Leluhur Putih bersedia tinggal di istana ditolak
oleh kedua leluhur tersebut, mereka lebih memilih tetap tinggal di Pulau
Yang-tak-disebutkan-namanya.
Begitu juga dengan
Ahmad, Anjha, dan Johan. Selama tiga hari mereka menghabiskan waktu berada di
lingkungan istana para peri tersebut. Dan kemudian, mereka harus kembali ke
dunia mereka sendiri. Untuk kedua kalinya Ahmad harus berpisah dengan
sahabt-sahabat lain alamnya tersebut. Waktu tiga hari terasa belum cukup untuk
melepas kerinduannya pada mereka.
Datang
lewat air, pulang pun melewati jalan air.
Ahmad, Anjha, dan Johan di antar “pulang” dengan menggunakan perahu. Di tengah
lautan, mereka bertiga melanjutkan perjalanan
pulang dengan harus melewati terowongan air.
Sekali lagi arus
bawah laut memberikan peranannya. Saat mereka bertiga mencapai permukaan laut,
mereka telah berada di tengah-tengah laut dengan sebuah perahu karet sebagai
sarana keselamatan mereka. Hingga, mereka “ditemukan” oleh nelayan setempat.
Ahmad kembali dengan
selamat dengan satu kenangan manis, yang ia tahu, ia tidak akan meyesal
karenanya; mengenal gadis bernama Anjha tersebut.
Sedangkan Johan,
kepulangannya disambut tangisan bayi laki-laki yang baru dilahirkan sang istri.
Tidak ada yang lebih membahagiakannya dari itu. Bertemu kembali istri tercinta,
dan menggendong buah sang buah hati.
---o0o---
Waw, sudah nerbitin 2 buku (atau lebih ya?), sayah belum satupun, hiks...
BalasHapusHalo Uda... wah keren nih sudah novel ke-2! Novelku yg berhasil tantangan 100 hari nulis novel itu malah belum jadi terbit. Hehe, malu aku!
BalasHapushai MBka Klara^^
Hapushaha iya Alhamdulillah, Mbak udah 2 novel yang rilis.
OOh yang tantangan yak, hmm... kalo gak salah setiap yang berhasil menyelesaikan karyanya dalam 100 hari ceritanya akan dibukukan, contohnya Bang Pical.
apa punya Mbak nyangkut di editing apa gimana, MBak?
Oh ya, soal itu, silakan bertanya pada Bun Sri Subekti, kalo gak salah beliau yang mengurusnya.
bagus.
BalasHapus