Senin, 23 Februari 2015

Ilusi

Ilusi


Kudekap hari dengan langkah pasti
Meraut wajah senyum berseri
Membayang kehangatan bersama seolah menyelimuti
Rela menangguh yang menanti demi mimpi
Meski berkalang tatapan memelas anak dan istri
Janganlah gentar sebab mimpi selangkah lagi
*
Pusaran waktu yang hanya sesaat
Terasa indah tanpa kata hujat
Melambungkan diri kian melesat
Berbangga hati seolah tanpa penyekat
Namun Tuhan penentu meski insan punya hajat
Terdiamlah diri wajah tercekat
Tiada terpikir tingkah diintai lainnya niat
*
Kini mimpi terbanglah sudah
Hanya sekadar ilusi yang membawa lengah
Tinggalkan diri dalam galaunya gundah
Bertumpu kecewa di relung yang mendesah
Tiada terperinya hati yang kian membuncah
Cukuplah diri cukuplah sudah
Lihatlah anak istri yang menatap pasrah
Tidakkah aku merasa mereka anugerah?
Jangan lagi dikejar mimpi yang sudah
*
Kulepas angan kembali pada kegelapan
Kularung hayal di luasnya lautan
Kukubur mimpi di sepinya hutan
Kubakar ilusi di teriknya mentari
Kukumpulkan semua imajinasi dan biarkan mereka mati
Kering kerontang hingga 'kan menjadi mumi
Biarkan tak tersentuh tinta di otak kiri
Biarkan orang orang bersaksi
Jika ini semua hanyalah kumpulan ilusi tak pasti

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sumber ilustrasi; https://myexperienceoflife.files.wordpress.com/2013/02/semu_kota.jpg

Related Posts:

  • Hanya Ingin Hanya Ingin Aku hanya ingin memuji sang bulan Bias temaram di gelap paparkan kelembutan Meski terkadang sang bintang pongah tiada mau berteman… Read More
  • Di Ujung Tanduk Di Ujung Tanduk Alamku gersang Hutanku hilang Rimbaku kerontang Ke mana diri akan pulang? - Tiada lagi dahan juga ranting Tempat kami bern… Read More
  • Andai Aku Bisa Mengeluh Andai Aku Bisa Mengeluh Bunda... kau perlakukan aku begini aku tidak marah aku tahu... hadirku di rahimmu hanya kenistaan bagimu mungkin juga ka… Read More
  • Pekik Camar Pekik Camar dengarkan suara ombak bergulung… masih teratur ke tepian menghempas berserak berbuih plastik kotoran dengarkan pekik camar ber… Read More
  • Ada Apa Dengan (Cinta) Negeriku? Ada Apa Dengan (Cinta) Negeriku? Pak… aku ingin bertanya Ke mana hilang bela nusa? Mengapa tak henti durja melanda? Haruskah picik badan di sela… Read More

4 komentar:

  1. Wuihhh om ando, blog baru aja udah kueren banget kek gini, ckckkk.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah ni dibantu ma Mas Ryan lhoo Mbak Putri :D
      kalo gak, gak bakalan rapi wkwkkwk

      Hapus