Jumat, 20 Maret 2015

Masih ya, Menjelek-jelekan Agama?

Masih ya, Menjelek-jelekan Agama?

[Renungan Jumat]

Katakan pada mereka;

Agama itu sifatnya sangat pribadi (hubungan antara Tuhan dan makhlukNya) tidak bisa dicampuri oleh lain makhluk, tidak pula orang tua kandung.

Agama itu hubungan sangat mendalam manusia pada penciptaNya, bukan untuk dinistakan, konon pula diperdebatkan.

Agama itu "makhluk" yang bersemayam di diri guna membendung sifat "binatang" di dalam diri manusia.

Agama itu panutan akan hidup yang lebih baik berdampingan (sebab manusia makhluk sosial), bukan hasut-menghasut, adu domba, dan caci-maki, apalagi sampai membunuh.

Agama itu bukan “barang” ataupun sarana untuk memperkaya harta diri, ianya jalan untuk memperkaya amal baik perbuatan, kehormatan, dan marwah diri.

Agama itu bukan “makhluk” yang selalu dijadikan kambing hitam perbuatan, penghalal semua tingkah laku, ambisi, dan keegoisan. Ianya ada untuk melunakkan kekerasan hati, kebekuan hubungan, jalinan tali merah sebagai sesama makhluk Tuhan meski berbeda warna, bahasa, dan tubuh.

Dan bila Agama tidak mampu merubah sifat/kelakuan/keperibadian seseorang, itu bukanlah soal Agama tersebut yang buruk, tapi... seseorang yang menerima Agama tersebutlah yang berhitam kalbu dan berpicik pikiran.


Katakan pada meraka;

Bukankah kita berpijak di bumi yang sama?
Tidakkah kita berpikir, kita sama menghirup udara kehidupan yang sama?
Maukah berpikir bila kita meminum air yang sama?
Lihatlah, bahwa kita berbagi cahaya mentari yang sama!
Menikmati rona bulan yang sama!
Memandang langit yang sama!
Lantas kenapa kita tidak bisa berbagi kehidupan yang sama?
Kebahagiaan yang sama?


Bila keangkuhan, egois, dan fanatisme masih meraja dalam diri, lantas apa gunanya kita menyunjung agama? Tidakkah kita sama saja dengan binatang? Atau bahkan lebih buruk dari pada itu?

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI WWW.KOMPASIANA.COM, COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Sumber ilustrasi; http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2012/04/1333426021448690489.jpg

Related Posts:

  • Lepas Lepas Lepas lepaskanlah sudah Jangan kau harap kasih menghilang Tidakkah kau lelah terus tengadah Menunduklah lihat tarian ilalang Dengarkanlah … Read More
  • Andai Aku Bisa Mengeluh Andai Aku Bisa Mengeluh Bunda... kau perlakukan aku begini aku tidak marah aku tahu... hadirku di rahimmu hanya kenistaan bagimu mungkin juga ka… Read More
  • Ada Apa Dengan (Cinta) Negeriku? Ada Apa Dengan (Cinta) Negeriku? Pak… aku ingin bertanya Ke mana hilang bela nusa? Mengapa tak henti durja melanda? Haruskah picik badan di sela… Read More
  • Gurindam Hati Gurindam Hati Kalaulah puspa menghias lentera'Kan kanda tebas ilalang menghalang pandangBilakan kulikat tiadalah kentaraBiarlah berkias syair k… Read More
  • Pekik Camar Pekik Camar dengarkan suara ombak bergulung… masih teratur ke tepian menghempas berserak berbuih plastik kotoran dengarkan pekik camar ber… Read More

4 komentar:

  1. ...agama adalah aturan yang berlaku bagi penganutnya, seperti halnya peraturan yang berlaku di sebuah tempat kerja...

    BalasHapus
  2. inspiratif mas Ando. Daripada ribut2 soal agama, mending bekerjasama membangun kemanusiaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Pical^^
      nah itu dia tuh Mas
      keberagaman adalah keindahan satu kesatuan yang utuh

      Hapus