Sabtu, 23 Mei 2015

Aku Rela Menjadi Iblis

Aku Rela Menjadi Iblis


Satu rasa yang kini kupendam, membunuhmu dengan sejuta dendam. Hingga musnah semua sakit yang merajam. Baru kupuas dan lena dalam tidur di setiap malam. Aku akan menyambangi Artemis, persetan saja dengan Amor dan Fortuna. Kan kuhancurkan keangkuhan cinta yang memiris, dengan tombak dan anak panah berbalur racun berjelaga.
Kau tahu kenapa?
Sebab rasa sakit ini begitu meraja, melingkari tiap inci kulit tubuh dan jiwa. Ulahmu yang suka menebar kata. Nafsu angkara mengembara pada lain cerita. Sebab Fortuna memberimu rasa pada cinta menggelora. Dan Amor pun mendukungmu pada paras mempesona.
Kau tahu?
Aku akan mengadu pada Hades di neraka. Persetan dengan Zeus di Olympus. Aku rela membunuh Persefon demi bersua dengan dia. Mencabik-cabikmu dengan bantuan anjing Cerberus.
Kau tahu kenapa?
Sebab hatiku tidak rela. Melihatmu bercumbu dengan lain raga. Mengetahui kalian berdua begitu bergelora. Menyudutkanku dengan segala siksa derita.
Sebab aku masih butuh cinta, aku rela menggadaikan nyawa pada Iblis di neraka.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 TULISAN INI PERTAMA KALI DIPUBLIKASIKAN DI ANDOAJO.BLOGSPOT.COM, COPASING DIIZINKAN DENGAN MENYERTAKAN URL LENGKAP POSTINGAN DI ATAS, ATAU DENGAN TIDAK MENGUBAH/MENGEDIT AMARAN INI.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sumber ilustrasi;   http://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/20141017_042336_pembunuhan.jpg

Related Posts:

  • Celoteh si Pipit Hei teman! Wah… kau rajin sekali, mengutip lembar ilalang. Tidak begitu baik, kamu? Aneh! Yang mana? Hoo… itu! Kamu benar, aneh! Manusia itu meman… Read More
  • Ada dan Tiada Ada karena tiada Tiada karena ada * Telah diadakan kesempurnaan jalan Dalam rentang waktu tak berbatasan Hanya ajal jadi patokan Mengapa t… Read More
  • Nak, Kenapa Kau Diam? Kek, kenapa Kakek mematung? Mengapa hanya diam bermenung? Seperti capung? Kok, tercenung? Apa Kakek bingung? Karena kaki yang buntung? Kenapa masi… Read More
  • Aku Berjuang, Aku yang Berhutang Sebentar lagi mereka memperingati Sebentar lagi mereka merayakan Sebentar lagi pekik merdeka mengisi hari Sebentar lagi yel-yelmu diteriakkan … Read More
  • Karena Aku Cinta Memang, Aku tidak pernah mengangkat senjata Demi menjaga kedaulatanmu, dahulu Tidak pernah berkorban nyawa, jua harta Tidak pula air mata pun… Read More

8 komentar:

  1. Wow, kelamnya dendam. Merahnya derita.

    BalasHapus
  2. Wah, ada yg lagi marah2 nih. Salam ut Hades yaa :)

    BalasHapus
  3. hahaha :D kalo Bang Pical kirim salam buat Hades, berarti... lagi marah-marah juga tuh kan? :D wakakaka

    BalasHapus
  4. Beeeuuuh... diksinyaaa... Juempolll!

    BalasHapus
  5. Balasan
    1. hahhaa :D untung gak kek judul sinetron "jalan makin membara"

      Hapus